Halaman

Konsumsi dengan baik



   Semakin kesini zaman sudah mulai maju dengan pesat, terbukti banyaknya teknologi terbaru yang hadir dalam kehidupan manusia hingga saat ini. Aktivitas apapun kebanyakan ditunjang oleh teknologi. Salah satunya adalah Teknologi media digital yang hadir di tengah tengah kehidupan kita dan membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita. 


   Disamping pesatnya kemajuan teknologi, ternyata berdampak buruk dengan moralitas dan attitude manusia yang mulai merosot, kebudayaan yang telah dilestarikan oleh para leluhur kita terdahulu sepertinya sulit lagi dijumpai walau memang masih ada. 


  Memang benar bahwa media digital saat ini membawa banyak pengaruh terhadap generasi kita, mulai dari generasi millenial sampai pada generasi baby boomers atau generasi X yang awalnya menolak untuk mengikuti arus perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan tekonologi yang semakin pesat khususnya media digital pun terbawa arus perkembangan zaman.


  Ya entah mengapa ada beberapa faktor yang menggugah saya untuk menulis tulisan ini. Salah satunya adalah lewat visualisasi dari media digital yang banyak merubah kebanyakan manusia saat ini khusunya social media. Ya, media sosial.


   Berangkat dari keresahan tersebut akhirnya saya benar benar menyadari bahwa banyak dari kita yang sebenarnya telah terpengaruh dari kemajuan media sosial tersebut. Belum lagi ditambah kehadiran influencer yang memberikan dampak perubahan besar kepada siapapun.


    Banyak dari kita yang terjun kedalam arus perkembangan media digital khusunya sosial media dengan alih-alih tidak ingin tertinggal oleh kemajuan zaman, takut disebut “kudet” sehingga hadirlah ketakutan kita akan ketidak tahuan kita terhadap segala hal yang sedang in dibeberapa waktu (Fear of Missing Out/FOMO). Sebab itulah saat ini banyak generasi kita yang berlomba lomba untuk bisa terlihat ‘WAW’ bahkan banyak dari mereka yang berkiblat dari para influencer.


   Personal branding alias pencitraan yang banyak dilakukan oleh generasi saat ini demi pencapaian/target terhadap sesuatu yang mereka inginkan. Bahkan segala hal dilakukan untuk terlihat mirip bahkan sama dengan idola ataupun dari para influencer. Mulai dari mengubah gaya hidup, fashion, body, sampai pada pola pikir mereka. Pada akhirnya standar kebahagian mereka sangatlah tinggi.


   Punya mobil dulu kemudian bahagia, punya barang-barang branded kemudian bahagia, punya tubuh langsing ideal dulu kemudian bahagia, punya hidung mancung kemduian bahagia. Ya, semua mereka korbankan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Segala hal harus dipoles terlebih dahulu demi terlihat beda. Itulah yang saya lihat saat ini. Jadi representasi kehidupan mereka yang nyata tidak sesuai dengan yang mereka tampilkan di media. Kurangnya rasa syukur menjadi salah menjadi salah satu faktornya. 


    Memang banyak influencer yang memberikan dampak positif kepada siapapun tapi tidak sedikit pula influencer yang memberikan pengaruh negatif. Tergantung dari orientasi juga perspektif setiap orang.

Berangkat dari hal tersebut setiap orang bisa menampilkan dirinya dalam kemasan yang berbeda. Sudah berapa lapis topeng yang mereka gunakan untuk menutupi jati diri mereka yang sebenarnya. 


   Dengan demikian kita sebagai salah satu pengguna media sosiaol diperlukan kebijaksanaan dalam mengkonsumsi informasi apapun yang diterima baik dalam bentuk teks, foto, video atau yang lain. Perlu diingat bahwa informasi apapun yang kita terimq di media saat ini tidak selalu menjadi representasi dari kenyataan. 


    Setiap orang hanya menampilkan sisi terbaik dari dirinya. Karna manusia senang dipuji. Maka dari itu setiap hal yang baik mereka publikasikan bahkan pencapaian apaun yang mereka dapatkan akan mereka publikasikan. Wajar saja dan tidak ada yang salah, toh itu hasil dari kerja keras mereka. Yang salah adalah kita yang terus memandang hal tersebut sebagai suatu hal yang berlebihan dan berpikir negative akan pencapaian orang lain.


   Jarang dijumpai orang yang menampilkan sisi yang tidak baik dari dirinya lantas dipublikasikan lewat media. Maka dari itu apapun yang kita miliki saat ini, apapun yang menimpa pada diri kita hingga saat ini entah baik atau buruk, cukup untuk kita syukuri kemudian menetapkan pola pikir bahwa apa yang kita lihat baik di media ataupun di kehidupan nyata belum tentu representasi yang sesungguhnya. 


    Mari berhenti untuk membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Banyak hal dari diri kita yang sebenarnya tidak dimiliki oleh orang lain. Carilah lantas jadikan kelebihan tersebut menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Setiap orang punya kelebihan juga kekurangan, setiap orang pernah berada di titik terendah dalam hidup mereka. Masalahnya adalah apakah kita mau mencari kelebihan yang ada didalam diri kita kemudian berhenti yang tidak tidak terhadap orang lain.

Menciptakan kebiasaan baik

Akhir-akhir ini banyak banget dari kalangan muda jaman sekarang yang selalu berusaha mencari jari diri, mencoba menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya, tapi sayangnya banyak pula dari mereka yang sedang berjuang untuk mewujudkan angan-angan tersebut tapi nyatanya banyak dari mereka yang gagal/tidak berhasil.

Bagi kita yang sudah mencapai pada tingkat problematika “a quarter life crisis” pastinya kita akan dihujani dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan kehidupan yang selalui menghantui diri kita, dan kita selalu merasa gelisah.


“saya sudah menginjak usia ke-25 tapi saya belum bekerja”
“nanti saya mau nikah sama siapa ya?”
“target nikah kapan ya? Padahal belum punya modal nikah…”
“kok nyari kerja susah banget ya..”
“pengen usaha, tapi gak ada modal…”
“duh, skripsi belum kelar. Kapan lulus ya..”


Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi saat ini yang mempermudah seseorang bisa terhubung dengan orang terdekat mereka, sahabat mereka, teman kelas, teman sekolah, teman kampus, teman kerja, lewat media sosial seperti Instagram misalnya. Instagram menyediakan berbagai fitur yang bisa dibilang keren banget dan bisa memberikan benefit kepada kita melalui salah satu fiturnya yaitu snapgram.  Dengan fitur tersebut kita bisa memperoleh informasi apapun yang terkait dengan keseharian dari kerabat kita. Tapi banyak juga dari kita yang malah merasa mendapat pressure ketika mendengar informasi dari kerabat kita yang memperlihatkan pencapain pencapaian yang mereka telah raih, kabar baik dari mereka, kesuksesan mereka. Sehingga timbulah rasa iri dari dalam diri kita, dan kita mendapat tekanan yang cukup luar biasa. Padahal seharusnya hal tersebut tidak sepantasnya kita lakukan. Akhirnya yang ada hanyalah membandingkan diri kita dengan mereka.

“So, quit to be social media addict” hehe.

Dari situlah terkadang kita memulai berangan-angan untuk memulai suatu perubahan dari diri kita.

Setelah itu timbulah kesadaran diri yang hebat, mencari tau apa saja yang kurang dari diri kita, melihat kilas balik dari diri kita yang mungkin banyak hal-hal yang perlu dibenahi, dan menyadari bahwa ternyata selama ini banyak kebiasaan yang tidak bermanfaat, telah begitu banyak menghabiskan waktu demi hal yang tidak berguna.
Oke, sekarang kita telah sampai pada proses merubah diri dan menciptakan kebiasaan baik.Apakah mudah? Oh ternyata tidak mudah.

Saya adalah salah satu orang yang telah mengalamai hal tersebut. Saya sudah merasakan jatuh bangun berkali kali dalam hal menciptakan kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk apapun yang sering saya lakukan dalam keseharian saya. Sampai saya jatuh tepat pada titik terendah saya, saya merasa hari-hari saya tidak ada gunanya, hanya membuang banyak waktu, tidak sedikitpun sesuatu yang  bisa saya banggakan dari diri saya.


Siapa sih yang tidak suka dengan proses yang instan? Saya adalah salah satunya. Dulunya saya adalah orang yang kurang bisa menghargai proses, saya menginkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan apa yang saya kehendaki dengan tempo yang cepat. Termasuk dalam saya berusaha menghilangkan kebiasaan buruk pun saya ingin instan. “besok saya berubah total ah, gak mau lagi ngelakuin ini dan itu”. Itulah salah satu penyebab mengapa saya sulit sekali menghilangkan kebiasaan buruk saya. Saya selalu mencoba menghilangkan kebiasaan tersebut dalam sekejap. Padahal tidak semudah itu Sob.


“ah besok saya gak mau ngelakuin ini dan itu, saya besok harus jadi baik ah..”
“Mulai hari senin saya akan mengawali perubahaan saya ah..”
“eh iya saya akan mulai dari awal lagi , saya mau menjadi org yg lebih baik lagi, tepat pada tanggal kelahiran saya..”
“Tahun baru sebentar lagi, saya akan merubah apapun yang buruk dari diri saya..”
“Jika setelah lulus sekolah nanti, aku akan belajar lebih giat lagi ah..”
“Besok saya mau mendekatkan diri saya kepada Tuhan..”


Apakah kamu pernah mengalaminya? Terus apakah yang terjadi kemudian?Apakah benar komitmen dan janji tersebut terealisasi? Ataukah hanya sekedar angan-angan belaka?


Atau mungkin sudah menjalankan aksi perubahan tapi ternyata hanya bertahan selama beberapa hari saja kemudian setelah itu kebiasaan buruk tersebut kembali kita lakukan tanpa adanya rasa berdosa karna telah menghianati diri sendiri, akhirnya kita pun menyalahkan diri sendiri, merasa bodoh sendiri dan akhirnya mendapat tekanan dari dalam diri, merasa diri tidak ada menfaat sama sekali, dan merasa tidak ada yang bisa dibanggakan dari diri sendiri.

Ya itulah yang saya alami ketika itu. Apabila kalian pun juga mengalaminya, dan kalian bertekad penuh untuk menghilangkan kebiasaan buruk kalian, maka saya ingin katakan kepada kalian “selamat kalian telah disadarkan”. Mengapa? Karna banyak orang diluar sana yang kurang peduli dengan diri mereka sendiri, banyak orang diluar sana yang tidak pernah memperdulikan dengan personality mereka, tidak pernah sedikitpun memikirkan untuk meningkatkan kualitas diri mereka dan berusaha menjadi mansuia seutuhnya yang bisa bermanfaat kepada semua orang.

Kalian tidak perlu gelisah, khawatir, ataupun sering menyalahkan diri sendiri, karna demikian itu wajar dialami oleh mereka yang menyadari kebiasaan yang kurang baik mereka dan bertekad untuk merubahnya. Saya ingin katakan kepada kalian bahwa saat ini kalian tidak sendiri.
Dibalik kebiasaan buruk yang kita lakukan tentunya banyak faktor penyebab kebiasaan kita bisa terbentuk seperti saat ini. Tanpa kita sadari ternyata ada banyak influence yang memberikan dampak besar terhadap attitude kita, personality, dan pastinya mengubah pada kebiasaan yang kita lakukan.
Apasih yang menjadi pengaruh terbentuknya kebiasaan kita?

1              Lingkungan

Salah satu faktor penyebab terbentuknya suatu kebiasaan adalah sebab lingkungan sekitar termasuk teman bergaul kita setiap hari, teman kerja, teman sekolah, lingkungan keluarga, teman kantor, teman kampus,dll. Mereka yang akan membawa pengaruh terbesar dalam terbentuknya diri kita termasuk kebiasaan kita juga. Karena setiap orang dalam hidupnya adalah masa atau proses pembentukan kepribadian yang tanpa disadari dibentuk oleh lingkungan. Apakah terbentuk dengan baik atau tidak itu tergantung dari lingkungan itu sendiri. Seseorang bisa menjadi baik sebab lingkungan dan seseorang menjadi buruk sebab lingkungan. Lihatlah orang terdekat kita saat ini, apakah mereka memberikan pengaruh baik atau tidak.

         Diri sendiri

Pernahkah kita merasa malas untuk melakukan apapun, bekerja malas, ngampus malas, sekolah malas, bahkan sampai pada hal-hal yang kecil pun kita malas untuk mengerjakannya. Pernahkah kita merasa hanya ingin terdiam di kamar kemudian melakukan apapun yang membuat kita senang, seperti mendengarkan musik, main games seharian, online seharian,dan melakukan apapun yang tanpa kita sadari ternyata itu semua tidak ada manfaatnya dan hanya membuang- buang waktu. Bahkan parahnya kita menutup diri untuk bersosialisasi karena merasa telah nyaman dengan kebiasaan tersebut. 

Setelah kita mengetahui penyebab kebiasaan buruk tersebut, tentunya kita pun telah menyadari kebiasaan kita setiap hari, kita pun lebih mengenal  siapa diri kita sebenarnya.

Sekarang adalah saatnya mengubah kebiasaan buruk terebut dengan menciptakan kebiasaan kebiasaan baik, yang mana kebanyakan orang sering gagal dalam proses ini karena menggunakan metode yang kurang tepat dalam menciptakan kebiasaan baik seperti halnya metode instan yang salah yang saya gunakan awal ketika menciptakan kebiasaan baik.
Apa yang harus kita lakukan?

               Membentuk Pola Pikir (Mindset)

Sebelum kita memulai untuk meciptakan kebiasaan yang baik, ada baiknya kita harus memiliki pola pikir bahwa kebiasaan buruk apapun yang telah kita lakukan sebelumnya adalah bagian dari warna kehidupan, setiap dari kita pernah mengalami masa-masa titik terendah, jangan salahkan diri kita, semua yang telah kita lakukan adalah garis yang Tuhan telah tentukan, yang harus kita lakukan adalah merubahnya dan bertekad untuk menjadi orang yang lebih baik. Bagi kita yang mungkin telah mengalami beberapa kali jatuh dan bangun, ketahuilah bahwa itu bagian dari proses seseorang yang berniat untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik. Bagi kita yang bisa bersabar  akan mendapatkan apapun yang diinginkan.


     Step by step, to do list, and do it consistently

Perlu diketahui bahwa untuk menciptakan kebiasaan baik itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak instan, dan perlu dilakukan step by step. Kita tidak akan bisa menciptakan kebiasaan baru dan menghilangkan semua kebiasaan lama dengan dimulai dalam waktu yang bersamaan. Kita harus membayar kebiasaan buruk kita dengan proses dan kerja keras. Yang pertama dilakukan adalah  menentukan satu kebiasaan baik  yang ingin kita ciptakan selama minimal 21 hari berturut-turut dengan konsisten. 

Setelah itu buatlah to do list yang akan menjadi barometer kita dalam melihat traffic dalam menjalankan kebiasaan tersebut. Perlu dimengerti bahwa dalam 1-5 hari kita mungkin akan merasa terkejut dan tidak terbiasa melakukannya. 

Dan tentunya akan sedikit menguras energi karna kebiasaaan tersebut tidak biasa kita lakukan. Lakukanlah dengan sepenuh hati dan percayalah bahwa didepan akan ada titik terang   yang akan kita dapatkan, yaitu kebahagiaan dan kebanggan terhadap diri sendiri. Setelah berhasil melakukan step ini, maka kalian bisa menambahkan kebiasaan baik lainnya kedalam to do list, jika telah merasa bisa melakukan kebiasaan pertama dengan senang, sepenuh hati dan tanpa adanya keterpaksaan.

          Jangan suka menunda pekerjaan

Inilah salah satu penyakit kebanyakan orang, juga merupakan penyebab timbulnya rasa malas. Ketika kita menunda satu pekerjaan yang harusnya bisa kita selesaikan pada waktu itu juga, maka pekerjaan yang lain pun akan tertunda dan malas untuk mengerjakannya.
Jangan terlalu banyak memikir untuk mengambil suatu tindakan. Lakukanlah dengan sepenuh hati.Just do it

         Memiliki prinsip dan komitmen yang baik

Dalam menjalankan kebiasaan baik tersebut supaya mencari lingkungan yang mendudukung terhadap proses perubahan kita saat itu. Kalau kita tidak menemukan lingkungan yang mendukung, maka yang harus dilakukan adalah dengan meneguhkan apa yang telah menjadi komitmen dan menegakkan prinsip agar lingkungan tidak membawa kita ke jalan yang tidak tepat. 

Resikonya adalah mungkin beberapa orang tidak dapat menghargai apa yang kita lakukan saat itu, namun beberapa orang lainnya terkadang bisa toleransi terhadap proses yang kita lakukan. Jangan heran apabila beberapa orang akan menjauhi kita.

Dan yang terpenting adalah menghindari celah yang akan mengehentikan kebiasaan yang sedang kalian lakukan berhenti di tengah jalan hanya karena hal sepele. Seperti seharian bermain games, yang akhirnnya lupa waktu dan lupa komitmen yang telah dibuat.

           Lakukan hal-hal yang kecil dan sepele

Ada sebuah penelitian mengatakan bahwa dengan melakukan hal-hal yang kecil dan sepela kita bisa terhindar dari rasa malas dan hal-hal yang besar bisa kita selesaikan karena hal yang kecil bisa kita lakukan. Seperti halnya dalam membersihkan tempat tidur setiap kali bangun tidur. Itu adalah hal kecil dan sepele namun banyak orang yang lalai.
Setelah kita melakukan dan menyelesaikan hal-hal yang kecil, maka kita akan terdorong untuk menyelesaikan tugas tugas selanjutnya yang bisa kita kerjakan tanpa harus menunda.

           Manfaatkan waktu 24 Jam

Dalam waktu yang sama setiap orang diberi waktu 1hari=24 jam untuk mengubah dan menentukan masa depannya. Lakukanlah banyak hal yang bermanfaat untuk pribadi juga orang disekitar anda. Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Jika tidak, maka ingatlah bahwa penyesalan telah menanti.


     Sabar dan berdoa

Siapapun yang telah meraih kesuksesannya adalah mereka yang bekerja keras, selalu menghargai proses yang ada dan sabar dalam menjalankan proses, tidak mudah terpancing, tidak mudah terpengaruh dengan keadaan apapun. Dan yang terpenting adalah selalu berdoa juga menyertakan Tuhan dalam setiap langkah. Karena Hakikinya kita sedang menjalankan skenario yang Tuhan telah buat. Apapun yang kita lakukan sudah tertulis di Lauhil Mahfudz. Setiap insan telah memiliki garis kehidupan yang pasti dilaluinya.

Setelah kalian berhasil melakukan langkah-langkah tersebut dengan tertib, maka setelahnya kalian akan merasakan kesenangan, kebahagiaan, dan kebanggaan terhadap diri sendiri.

Mungkin hanya itu yang dapat saya bagikan kepada kalian, buat kalian yang sedang berjuang saya doakan semoga kalian berhasil membentuk kebiasaan baik yang kalian inginkankan dan semoga kita selalu bersama-sama bisa menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat untuk diri kita dan orang lain.